Monday, May 28, 2012

Universitas Jepang Perluas Penggunaan Bahasa Indonesia Di Generasi Muda



LOMBA PIDATO : Kaori Morohira menyampaikan pidato dalam lomba pidato bahasa Indonesia antar perguruan tinggi yang berlangsung di kampus Kanda University of International Studies, Makuhari, Propinsi Chiba, Jepang, Minggu (9/12). Tiga universitas Jepang serius mengembangkan penggunaan bahasa Indonesia secara meluas di kalangan generasi muda yang semakin kurang mengenal Indonesia.

Tokyo ( Berita ) : Sejumlah perguruan tinggi di Jepang, khususnya di sekitar Tokyo, sepakat meningkatkan kualitas penggunaan bahasa Indonesia di Negeri Sakura itu dengan menggelar kegiatan lomba pidato bahasa Indonesia antar universitas, sekaligus memperluas penggunaan bahasa Indonesia di kalangan anak muda Jepang.

Sedikitnya 15 mahasiswa dari tiga universitas, masing-masing Tokyo University of Foreign Studies, Asia University, dan Kanda University of International Studies mengikuti lomba pidato yang berlangsung di Milanium Hall, Kanda University di Tokyo, Minggu [09/12].

Lima belas mahasiswa itu ikut ambil bagian setelah melalui saringan terlebih dahulu dan terbagi dalam tiga katagori, yakni dari tingkat pemula (mahasiswa tingkat satu dan dua), menengah (mahasiswa tingkat tiga dan empat) serta kelompok mahir berbahasa Indonesia.

Acara tersebut dibuka langsung oleh Rektor Kanda University Masato Akazawa, serta dihadiri oleh para dosen dari tiga perguruan tinggi tersebut. Bertindak selaku para juri adalah Komaki Toshihisa, wartawan senior Nikkei, Benny S Butarbutar, wartawan Kantor Berita Antara di Tokyo, dan Roony P Yuliantoro, Kepala Fungsi Penerangan KBRI Tokyo. “Penyelenggaraan kegiatan lomba pidato ini untuk pertama kalinya diadakan antar universitas dengan tujuan untuk memperluas penggunaan bahasa Indonesia di Jepang secara serius, sekaligus menjadi ajang meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia yang sudah dipelajarinya,” kata Akazawa lagi.

Ia juga mengemukakan bahwa lomba pidato menjadi media yang tepat untuk mempererat pelajaran bahasa dengan negara asal bahasa tersebut. Selaian bisa menjalin hubungan yang lebih mesra antara kedua negara,? ujarnya. Sementara itu, Ronny P Yuliantoro, mengatakan, perlombaan diharapkan bisa dilakukan secara rutin sehingga pihak kedutaan akan tetrus mendukung kegiatan yang dapat membangun saling pengertian yang luas di antara kedua negara.

Kegiatan lomba pidato ini juga menjadi lompatan yang besar untuk bisa memahami dan merasakan secara langsung hubungan dari hati ke hati kedua bangsa melalui bahasa, serta meneruskan hubungan yang lebih baik lagi di masa datang terutama di antara generasi mudanya,” katanya.

Juara pertama untuk katagori mahir berbahasa Indonesia adalah Hiroaki Kato, sedangkan di katagori menegah mahir adalah Kaori Morohira dan di kelompok pemula Yumi Yoneda.


Film dan musik


Lima belas peserta membawakan pidatonya dengan topik yang beragam dan menarik, serta membuktikan pemahaman yang cukup luas mengenai persoalan yang dihadapi Indonesia. Topik seperti masalah seputar sampah, film, musik, bantuan keuangan pemerintah Jepang hingga citra negatif penegakkan hukum di Indonesia.

Namun demikian, terlihat keinginan yang kuat dari masing-masing mahasiswa untukmmengenal lebih dalam lagi Indonesia serta menyarankan perlunya peningkatan program pertukaran yang lebih sering lagi di bidang kebudayaan dan pemuda kedua negara.

Cara yang mudah dan cepat adalah dengan membawa kelebihan kebudayaan masing-masing negara ke Jepang atau Indonesia,” kata Yusa Nakada yang membawakan pidato berjudul “Bagaimana Mendekatkan Hubungan Jepang dan Indonesia”.

Hal serupa juga dilakukan oleh Hiroaki Kato yang mengatakan perlunya film, musik dan budaya Indonesia di bawa sebanyak-banyaknya dan diperkenalkan seluas-luasnya. “Jadi buat saja orang Jepang ‘demam’ (rindu) akan Indonesia,” kata Kato yang pernah mengikuti program petukaran mahasiwa di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Namun demikian sebagian besar peserta loma mengakui bahwa tidak banyak generasi muda Jepang yang mengenal Indonesia dan dikhawatirkan mudah terjebak dengan gambaran negartif yang ada ketimbang sisi positifnya, sementara situasi sebaliknya terjadi di generasi muda Indonesia yang tetap memiliki kesan “wah” mengenai Jepang, khususnya dari segi budaya dan teknologi. “Acara ini merupakan kesempatan pembelajaran yang efektif serta dapat mengukur animo mahasiswa untuk mengenal bahasa Indonesia lebih jauh,” kata Ketua Jurusan Bahasa Indonesia dari Kanda University, Profesor Nobuhiko Kosuge saat menutup kegiatan lomba yang telah berlangsung hingga malam hari itu.

0 komentar:

Post a Comment

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html