LOMBA PIDATO : Kaori Morohira menyampaikan pidato dalam lomba pidato
bahasa Indonesia antar perguruan tinggi yang berlangsung di kampus Kanda
University of International Studies, Makuhari, Propinsi Chiba, Jepang,
Minggu (9/12). Tiga universitas Jepang serius mengembangkan penggunaan
bahasa Indonesia secara meluas di kalangan generasi muda yang semakin
kurang mengenal Indonesia.
Tokyo ( Berita ) :
Sejumlah perguruan tinggi di Jepang, khususnya di sekitar Tokyo,
sepakat meningkatkan kualitas penggunaan bahasa Indonesia di Negeri
Sakura itu dengan menggelar kegiatan lomba pidato bahasa Indonesia antar
universitas, sekaligus memperluas penggunaan bahasa Indonesia di
kalangan anak muda Jepang.
Sedikitnya 15 mahasiswa dari tiga
universitas, masing-masing Tokyo University of Foreign Studies, Asia
University, dan Kanda University of International Studies mengikuti
lomba pidato yang berlangsung di Milanium Hall, Kanda University di
Tokyo, Minggu [09/12].
Lima belas mahasiswa itu ikut ambil bagian
setelah melalui saringan terlebih dahulu dan terbagi dalam tiga
katagori, yakni dari tingkat pemula (mahasiswa tingkat satu dan dua),
menengah (mahasiswa tingkat tiga dan empat) serta kelompok mahir
berbahasa Indonesia.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Rektor
Kanda University Masato Akazawa, serta dihadiri oleh para dosen dari
tiga perguruan tinggi tersebut. Bertindak selaku para juri adalah Komaki
Toshihisa, wartawan senior Nikkei, Benny S Butarbutar, wartawan Kantor
Berita Antara di Tokyo, dan Roony P Yuliantoro, Kepala Fungsi Penerangan
KBRI Tokyo. “Penyelenggaraan kegiatan lomba pidato ini untuk pertama
kalinya diadakan antar universitas dengan tujuan untuk memperluas
penggunaan bahasa Indonesia di Jepang secara serius, sekaligus menjadi
ajang meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia yang sudah dipelajarinya,”
kata Akazawa lagi.
Ia juga mengemukakan bahwa lomba pidato
menjadi media yang tepat untuk mempererat pelajaran bahasa dengan negara
asal bahasa tersebut. Selaian bisa menjalin hubungan yang lebih mesra
antara kedua negara,? ujarnya. Sementara itu, Ronny P Yuliantoro,
mengatakan, perlombaan diharapkan bisa dilakukan secara rutin sehingga
pihak kedutaan akan tetrus mendukung kegiatan yang dapat membangun
saling pengertian yang luas di antara kedua negara.
Kegiatan
lomba pidato ini juga menjadi lompatan yang besar untuk bisa memahami
dan merasakan secara langsung hubungan dari hati ke hati kedua bangsa
melalui bahasa, serta meneruskan hubungan yang lebih baik lagi di masa
datang terutama di antara generasi mudanya,” katanya.
Juara
pertama untuk katagori mahir berbahasa Indonesia adalah Hiroaki Kato,
sedangkan di katagori menegah mahir adalah Kaori Morohira dan di
kelompok pemula Yumi Yoneda.
Film dan musik
Lima belas
peserta membawakan pidatonya dengan topik yang beragam dan menarik,
serta membuktikan pemahaman yang cukup luas mengenai persoalan yang
dihadapi Indonesia. Topik seperti masalah seputar sampah, film, musik,
bantuan keuangan pemerintah Jepang hingga citra negatif penegakkan hukum
di Indonesia.
Namun demikian, terlihat keinginan yang kuat dari
masing-masing mahasiswa untukmmengenal lebih dalam lagi Indonesia serta
menyarankan perlunya peningkatan program pertukaran yang lebih sering
lagi di bidang kebudayaan dan pemuda kedua negara.
Cara yang
mudah dan cepat adalah dengan membawa kelebihan kebudayaan masing-masing
negara ke Jepang atau Indonesia,” kata Yusa Nakada yang membawakan
pidato berjudul “Bagaimana Mendekatkan Hubungan Jepang dan Indonesia”.
Hal
serupa juga dilakukan oleh Hiroaki Kato yang mengatakan perlunya film,
musik dan budaya Indonesia di bawa sebanyak-banyaknya dan diperkenalkan
seluas-luasnya. “Jadi buat saja orang Jepang ‘demam’ (rindu) akan
Indonesia,” kata Kato yang pernah mengikuti program petukaran mahasiwa
di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Namun demikian
sebagian besar peserta loma mengakui bahwa tidak banyak generasi muda
Jepang yang mengenal Indonesia dan dikhawatirkan mudah terjebak dengan
gambaran negartif yang ada ketimbang sisi positifnya, sementara situasi
sebaliknya terjadi di generasi muda Indonesia yang tetap memiliki kesan
“wah” mengenai Jepang, khususnya dari segi budaya dan teknologi. “Acara
ini merupakan kesempatan pembelajaran yang efektif serta dapat mengukur
animo mahasiswa untuk mengenal bahasa Indonesia lebih jauh,” kata Ketua
Jurusan Bahasa Indonesia dari Kanda University, Profesor Nobuhiko Kosuge
saat menutup kegiatan lomba yang telah berlangsung hingga malam hari
itu.
0 komentar:
Post a Comment