Thursday, April 12, 2012

Kerajaan - Kerajaan Yang Bercorak Hindu-Buddha Di Indonesia


A.Kerajaan Kutai

Letak Kerajaan:

Kerajaan Kutai berdiri sekitar tahun 400-500 M. Kerajaan tersebut terletak di tepi Sungai Mahakam,tepatnya di Muara Kaman, Kutai , Kalimantan Timur.

Sumber Sejarah
Sumber sejarah Kutai yang utama adalah berupa tujuh buah prasasti yang disebut Yupa. Prasasti Yupa ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Prasasti tersebut menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Silsilah Mulawarman sebagai raja termasyur kerajaan Kutai.
b. Kemuliaan Raja Mulawarman.
c. Hadiah Mulawarman kepada Brahmana.

Raja-Raja Kutai

1.    Maharaja Kundungga, gelar anumerta Dewawarman

2.   Maharaja Asmawarman (anak Kundungga)

3.   Maharaja Mulawarman

4.   Maharaja Marawijaya Warman

5.    Maharaja Gajayana Warman

6.   Maharaja Tungga Warman

7.    Maharaja Jayanaga Warman

8.   Maharaja Nalasinga Warman

9.   Maharaja Nala Parana Tungga

10.  Maharaja Gadingga Warman Dewa

11.  Maharaja Indra Warman Dewa

12.  Maharaja Sangga Warman Dewa

13.  Maharaja Candrawarman

14.  Maharaja Sri Langka Dewa

15.Maharaja Guna Parana Dewa

16.  Maharaja Wijaya Warman

17.Maharaja Sri Aji Dewa

18.  Maharaja Mulia Putera

19.  Maharaja Nala Pandita

20. Maharaja Indra Paruta Dewa

21.  Maharaja Dharma Setia

Kehidupan Sosial
Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai dapat diketahui bahwa pada abad ke-4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak menerima pengaruh Hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur yang datang dari luar (India) dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.

Kehidupan Ekonomi
Dilihat dari letaknya, Kutai sangat strategis, terletak pada jalur aktifitas pelayaran dan perdagangan antara dunia barat dan dunia timur. Secara langsung maupun tidak langsung besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Kutai, terutama dalam bidang perekonomian masyarakatnya, dimana perdagangan juga dijadikan mata pencaharian utama saat itu.

Kehidupan Budaya
Salah satu yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan kata Vaprakecvara, yang artinya sebuah lapangan luas tempat pemujaan. Vaprakecvara itu dihubungkan dengan Dewa Siwa. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa masyarakat Kuta memeluk agama Siwa. Hal ini didukung oleh beberapa faktor berikut.

·    Besarnya pengaruh kerajaan Pallawa yang beragama Siwa menyebabkan agama Siwa terkenal di Kutai.
·    Pentingnya peranan para Brahmana di Kutai menunjukkan besarnya pengaruh Brahmana dalam agama Siwa terutama mengenai upacara korban.

Kehidupan Politik

Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah kerajaan Kutai adalah sebagai berikut.

·    Raja Kudungga, merupakan raja pertama yang berkuasa di kerajaan Kutai. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan menganggap dirinya menjadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun temurun.

·    Raja Aswawarman, prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan seorang raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara Aswamedha. Upacara-upacara ini pernah dilaksanakan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta, ketika ingin memperluas wilayahnya.

·    Raja Mulawarman, adalah putra dari Raja Aswawarman. Ia adalah raja terbesar dari kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya kerajaan Kutai mengalami masa yang gemilang. Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Dengan keadaan seperti itulah akhirnya raja Mulawarman mengadakan upaca kurban emas yang amat banyak.



B.Kerajaan Tarumanegara

1.Letak Kerajaan
Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat, di tepi sungai Cisadane, sekitar Bogor sekarang. Berdasarkan sumber sejarah, diduga Tarumanegara muncul setelah Kerajaan Kutai, yaitu sekitar abad ke-5 M.

2.Sumber Sejarah

a.Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.

Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
  1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
  2. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat

b.Prasasti Jambu

Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman.

C.Prasasti Kebun Kopi

Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

D. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

E.Prasasti Pasir awi

Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.

F.Prasasti Cidanghiyang

Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

G.Prasasti Tugu

Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut

Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
  1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
  2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan April.
  3. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.

Susunan raja - raja yang berkuasa
1. Jayasingawarman 358-382
2. Dharmayarman 382-395
3. Purnawarman 395-434
4. Wisnuwarman 434-455
5. Indrawarman 455-515
6. Candrawarman 515-535
7. Suryawarman 535-561
8. Kertawarman 561-628
9. Sudhawarman 628-639
10. Hariwangsawarman 639-640
11. Nagajayawarman 640-666
12. Linggawarman 666-669

Kehidupan Sosial

Masyarakat pada masa itu  saling bekerjasama dan tercipta jalinan kehidupan yang baik.

Kehidupan Ekonomi

Perekonomian Tarumanegara di samping utamakan bidang pertanian, pelayaran dan perdagangan, juga perburuan dan perikanan mendapatkan perhatian. Hal ini dapat dibuktikan melalui berita – berita tentang  barang – barang perdagangan dari kerajaan Tarumanegara. Barang – barang yang diperdagangkan antara lain: cula badak, gading gajah dan kulit penyu. Barang tersebut dapat diperoleh dari usaha perburuan dan perikanan.

Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya dapatlah diperkirakan Tarumanegara sudah mengalami kemajuan. Karena telah mengenal tulisan dan sudah menerima pengaruh asing serta mengenal sistem kalender seperti yang tertera dalam Prasasti Tugu.

Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik, kerajaan Tarumanegara diperkirakan muncul abad ke-5M, hal ini  berdasarkan bahasa sansekerta dan huruf pallawa yang dipergunakan  oleh prasasti – prasasti kerajaan tarumanegara. Dan raja yang berkuasa adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman meliputi hampir seluruh  Jawa Barat dengan pusat kekuasannya di daerah Bogor. Pada masa pemerintahan Purnawarman, Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya dan telah menjalin hubungan diplomatik dengan Cina.


C.Kerajaan Sriwijaya

1.Letak Kerajaan

Kerajaan Sriwijaya terletak di Palembang, Sumatra Selatan. Kerajaan Srwijaya merupakan kerajaan yang terbesar di Asia Tenggara.

2.Sumber – sumber sejarah

A.Prasasti kedudukan bukit, Ditemukan di kedudukan bukit , di tepi sungai Tatang dekat Palembang. Isi Prasasti tersebut menceritakan perjalanan suci/Sidayatra yang dilalukan Dapunta Hyang, berangkat dari Minangatawman dengan membawa tentara sebanyak 20.000 orang. Dari perjalanan tersebut berhasil menakhlukan beberapa daerah.

B.Prasasti Talang Tuo, Ditemukan di sebelah barat kota Palembang. Prasasti ini menceritakan pembuatan Taman Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk dan terdapat doa – doa yang bersifat Budha Mahayana.

C.Prasasti Telaga Batu, Ditemukan di telaga batu dekat Palembang.

D.Prasasti Kota Kapur, ditemukan di kota kapur pulau Bangka.

E.Prasasti Karang Berahi, ditemukan di Jambi Hulu.

F.Prasasti Palas Pasemah, ditemuykan di Lampung Selatan.



3.Susunan raja – raja yang berkuasa

1.Dapunta Hyang Sri Yayanaga,

2.Cri Indrawarman

3.Rudrawikrama

4.Wishnu

5.Maharaja

6.Balaputradewa

7.Cri Udayadityawarman

8.Cri Udayaditya

9.Cri Cudamaniwarmadewa

10.Maraviyatunggawarman

11.Cri Sanggrama Wijayatunggawarman


Kehidupan Sosial
Faktor lain yang menjadikan Sriwijayamenjadi kerajaan besar adalah kehidupan sosial masyarakatnya  meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di asia tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke-8 bahwa sriwijaya terdapat 1.000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti.

Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Sriwjaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan perdagangan Internasional Asia Tenggara. Dengan letak yang strategis tersebut maka Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi pelabuhan Transito sehingga dapat mendatangkan barang dari dalam maupun dari luar. Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan sangat baik. Hal ini juga didukung oleh pemerintaan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa, Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalur – jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.

Kehidupan Budaya
Kemajuan dalam bidang budaya, sampai sekarang dapat diketahui melalui peninggalan – peninggalan suci seperti stupa, candi atau patung/arca Budha seperti ditemukan di Jambi, Muaratakus, dan Gunung Tua (Padang Lawas) serta di bukit Siguntang (Palembang).

Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik, dapat diketahui bahwa raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga, dengan pusat kerajaanya ada dua pendapat yaitu pendapat pertama yang menyebutkan pusat Sriwijaya di Palembang karena daerah tersebut banyak ditemukan prasasti Sriwijaya dan adanya sungai Musi yang strategis untuk perdagangan. Sedangkan pendapat kedua letak Sriwijaya di Minangatamwan yaitu daerah pertemuan sungai Kampar kiri dan sungai Kampar kanan yang diperkirakan daerah Binaga yaitu terletak di Jambi yang juga strategis untuk perdagangan.



D.Kerajaan Mataram Kuno

1.Letak Kerajaan

Kerajaan Mataram Kuno atau disebut Bhumi Mataram. Pada Awalnya terletak di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10.

2.Sumber – Sumber Sejarah

A.Prasasti Canggal, ditemukan di halaman  Candi Gunung Wukir di desa Canggal tahun 723M dalam bentuk Candrasagkele.

B.Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta tahun 778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan berbahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh raja Panangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha          (umat Budha).

C.Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah tahun 907M yang menggunakan bahasa jawa kuno.

D.Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan tahun 782M ditulis dalam Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

E.Candi Pegunungan Dieng dan Candi Gedung Songo, terletak di Jawa Tengah bagian Utara.

F.Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sambi Sari, ditemukan di daerah Jawa Tengah bagian Selatan.

3.Susunan raja – raja yang berkuasa

Dinasti Syailendra


Dinasti Sanjaya


Kehidupan Sosial
Berdasarkan bangunan cadi yang ada, baik yang bercorak Hindu maupun Budha jumlah cukup banyak dan tempat  atau lokasinyapun ada yang berdampingan, maka hal ini membuktikan bahwa kehidupan sosial masyarakat Mataram sangat religius dan dilandasi oleh rasa gotong royong yang baik, dan juga mempunyai rasa toleransi antara pemeluk agama Hindu dan pemeluk agama Budha.

Kehidupan Ekonomi
Dalam lapangan ekonomi, kerajaan Mataram mengembangkan perekonomian agraris karena letaknya di pedalaman dan daerah yang subur tetapi pada perkembangan berikutnya, Mataram mulai mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini terjadi pada masa pemerintahan Balitung yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai lalu lintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur. Dengan adanya pengembangan perekonomian, maka timbul dugaan bahwa dipindahkannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur karena alas an tersebut.

Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya, tentu tekonologi yang dicapai Mataram sudah maju, bahkan masyarakat Mataram berhasil mengembangkan budaya asing menjadi budaya baru yang bercirikan Indonesia. Hal ini terlihat adanya penggunaan berbagai huruf dan bahasa yang beranekaragam dalam prasasti yang dibuatnya.

Kehidupan Politik
Kerajaan Mataram diperintah oleh dua dinasti atau wangsa yaitu wangsa Sanjaya yang beragama Hindu syiwa dan wangsa Syaelendra yang beragama Budha. Pada Awalnya yang mungkin berkuasa adalah wangsa Sanjaya, hal ini sesuai dengan Prasasti Canggal. Tetapi setelah perkembangan berikutnyamuncul keluarga Syaelendra.



E.Kerajaan Kediri

1.Letak Kerajaan

Letak kerajaan Kadiri (Kediri) / Panjalu diperkirakan berada di sebelah timur sungai Brantas (diperkirakan berada di kota Kediri yang sekarang).

2.Sumber – Sumber Kerajaan

- Kitab Pararaton

- Buku “Chu-fan-chi & Ling-wai-tai-ta” karya Chau-Ju-Kua (1178), yang menyatakan bahwa di Indonesia kekuasan ditimur berpusat di Kediri).
- Prasast-prasasti Kediri


3.Raja – Raja Yang Berkuasa

1. Sri Jayawarsa Digjaya Sastraprabu.(Samarawijaya)

2. Sri Maharaja Rake Sirikan Sri Kameswara Sakalabhuwanatustikarana

3. Sri Maharaja Sri Dharmeswara Madusudanawataranindita Suhrtisinga Parakarma Digjayatunggadewa (Jayabaya)

4. Sri Sarweswara

5. Gandra

6. Sringga

7. Kertajaya


Kehidupan Sosial
Bahkan berdasarkan kedua kitab (kitab Chi-Fan-Chi Dan Kitab Ling-Wai-Tai-Ta) tersebut diceritakan bahwa kehidupan social masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat masyarakat hidup tenang, hal ini terlihat dari rumah – rumah rakyatnya yang baik, bersih, dan rapi dan berlantai ubin yang berwarna kuning, dan hijau serta orang – orang Kediri telah memakai kain sampai di bawah lutut

Kehidupan Ekonomi
Ditilik dari letaknya yang berada di tepi Sungai Brantas dengan sejumlah pelabuhan besar, kita bisa mengetahui bahwa kehidupan perekonomian Kerajaan Kediri didominasi oleh aktivitas perdagangan. Meskipun begitu, masyarakat Kediri juga mengenal peternakan dan pertanian. Hasil Kerajaan Kediriantara lain beras, kapas, dan ulat sutra. Dari hasil itulah, penghasilan para pegawainya dibayar dengan menggunakan hasil bumi.

Kehidupan Budaya
Pada masa Kerajaan Kediri, berkembang beragam bentuk kesenian. Salah satu yang paling menonjol adalah kesusastraan. Secara lebih lengkap akan dibahas pada pembelajaran berikutnya. Hanya saja, dari beberapa kakawin dan prasasti bisa ditemukan informasi bahwa masyarakat di Kerajaan Kediri hidup dalam kesejahteraan. Ketenteraman kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Kediri bahkan tertulis di dalam berbagai kitab yang berasal dari Cina. Misalnya kitab Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh Cho-Ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225 M.

Kehidupan Politik
Semenjak Airlangga membagi kerajaan menjadi dua, konflik antara Jenggala dan Panjalu senantiasa terjadi. Prasasti Banjaran (1052 M) menyebutkan kemenangan Panjalu atas Jenggala. Demikian juga dengan kakawin Bharatayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, memberitakan bahwa Panjalu memenangkan peperangan dan menguasai takhta Kediri. Masing-masing raja Kediri memiliki lencana sendiri-sendiri. Misalnya Raja Kameswara (1115–1130 M) mempunyai lencana Candrakapale yaitu tengkorak bertaring. Selanjutnya, Raja Jayabaya (1130–1160) menggunakan lencana Narasingha yaitu manusia setengah singa. Periode Jayabaya merupakan puncak kejayaan Kediri. Pada masa pemerintahan Raja Gandra, nama-nama orang menggunakan nama binatang. Misalnya, Kebo Salawah, Manjangan Puguh, Macan Putih, Gajah Kuning, dan lain-lain. Raja selanjutnya yang memerintah adalah Kertajaya dengan menggunakan lencana Garudamuka. Sikap kurang bijaksana dari raja ini menyebabkan ia tidak disukai oleh rakyat dan kaum brahmana, hingga Kediri memasuki masa kehancuran.

0 komentar:

Post a Comment

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html