Pidato Sambutan Perpisahan Kelulusan Sekolah
Bahasa Indonesia:
Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman
yang saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama
guna mengadakan acara perpisahan sekolah.
Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk
menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini.
Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih
dengan semua guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik,
tidak pernah pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah
dalam membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari
SMP ini.
Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat
diberikan kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu.
Juga untuk teman2 semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian semua,
karena kita sudah bersama2 selama 3 tahun ini. Tapi tetap saya juga mendoakan
teman2 semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, baik ke SMA, ke
SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat mencapai cita2 yang
selama ini diangan2kan.
Akhir kata, saya mau mengucapkan sukses selalu buat teman2, doa saya
menyertai teman2 semua…
Bahasa Jepang:
Onsei onsei no gakkō no sotsugyō wakare Shin’ainaru kōchō wa, fusai kyōshi,
yūjin wa, watashi ga aishite iru. Mazu dai ichi ni, watashi-tachi ga o wakare-shiki
no gakkō o hoji suru tame ni issho ni shūshū suru koto ga dekimasu kono hi no
watashi-tachi ga shōsan no i ni mukatte, zen’nō no kami e no subete no ue ni
kami no megumi no tame ni inoru koto ga dekimasu. Go resseki no minasama,
watashi wa kono bunri no kontekisuto-nai de ikutsu ka no tango o tsutaeru tame
ni watashi no yūjin o arawasu koto ga dekimasu. Zaigaku-chū, watashi-tachi wa,
gakusei wa hijō ni hokori to kansha shite, hijō ni kanja to seiryoku-teki ni
wareware o michibiku no kyōiku ni naru koto wa kesshite nai hijō ni yoidesu
kono gakkō, e ko hiiki de oshiete iru subete no kyōshi shite imasu. Subete no
kyōshi no doryoku no okage de, wareware wa chūgakkō o sotsugyō suru koto ga
dekita. Watashi wa kono gakkō de oshieru no tantō-nai no subete no kyōshi wa,
kenkō o ataeru koto ga deki, tsuneni atae rareta shiawase negatte imasu. Mata
teman 2 subete no. Wareware wa 3-nenkan bersama 2 o shitanode, hontōni sore wa
anata no subete no bubun ni wa muzukashii. Shikashi, soredemo mada, watashi mo
teman 2 inoru subete o tassei dekiru yō ni suru ni wa, CMS, STM oyobi sonota no
kyōiku kikan ni wa, kōkō ni wa, ryōhō no kōtō kyōiku ni susumu koto ga
dekimasunode, kore made cita 2 wa diangan 2 kan. Saigo ni, watashi wa seikō wa
itsumo teman 2 o okonawa reru to iu yō ni, watashi no inori wa teman 2 subete
no fuzoku…
Pidato Tentang Motivasi Diri
Judul: Kita Harus Mandiri
Bahasa Indonesia:
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dear ayah dari kepala sekolah. Kami menghormati ayah dari wali kelas. Dear
ayah dan ibu juga guru kami. Juga rekan-rekan yang saya cintai.
Pertama-tama kami sangat berterima kasih kepada Tuhan atas pencurahan esa
rahmat-Nya diberikan kepada kita, begitu baik pada kesempatan ini kita dapat
berkumpul, berada di tempat ini muwajahah, tempat ini bahagia.
Rekan-rekan yang saya cintai.
Kita tahu bahwa pemuda masa sangat fluktuatif. Mudah dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik positif maupun negatif. Biasanya negatiflah faktor lebih cepat
diserap oleh teman-teman kita yang lain. Hal ini akan berakibat buruk pada
kehidupan masa depan.
Kita bisa lihat di berbagai media, baik media cetak dan elektronik, serta
dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku mereka tidak terpuji. Hal ini sangat
disesalkan kepada kita bahwa adalah satu generasi. Mereka telah menjadi luar
nikah hamil, geng motor yang terlibat, ada bolos sekolah untuk menjadi seorang
pecandu narkoba dan sebagainya. Sehingga generasi kita dirusak oleh yang aneh
dari segelintir dari generasi muda yang tidak bertanggung jawab.
Rekan-rekan yang saya bangga.
Kita sebagai orang-orang muda diberi kesadaran bahwa tampaknya selalu saling
mengingatkan akan bahaya pergaulan di atas, asosiasi negatif di atas. Tidak
sampai kita menjadi korban, tetapi kita sendiri tidak merasa bahwa kita menjadi
korban.
Ini akan punya waktu lagi kita mudah tergoda dan menggoda, bukan waktu lagi
kita tidak memiliki posisi. Kita harus menyadari bahwa setelah hidup ini harus
dimanfaatkan dengan baik. Jangan biarkan generasi muda kita ini menyianyiakan
yang kemudian menyesali hari tua.
Kita harus memiliki prinsip-prinsip dalam hidup, kita harus mandiri dan
mampu membawa dirinya sehingga tidak kita yang menjadi korban tanggal, bukan
korban lingkungan kita. tetapi marilah kita menjadi generasi yang benar-benar
dapat membawa perubahan kepada masyarakat.
Sebagai generasi muda, banyak potensi yang dapat berkembang. Banyak potensi
yang kita dapat mengoptimalkan. Bukan untuk siapa tapi untuk diri kita sendiri.
Demi kebaikan masa depan kita.
Rekan-rekan saya dan saya bangga penonton.
waktu Mari kita sebagai generasi muda untuk keluar dari tempat tidur dan
menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu. Kami memiliki sesuatu yang berharga
yang harus diperhitungkan. Kami pastikan bahwa kita tidak generasi sampah yang
biasanya hanya menjadi beban orang tua dan beban lingkungan.
Ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan dari sekarang:
• Pertama, orang tua keras dan rajin kami menunjukkan bahwa Kita juga mampu
mencapai nilai terbaik.
• Yang kedua terbaik adalah tidak terbawa oleh pengaruh teman-teman kita
adalah orang lain bahagia diabaikan karena suatu saat mereka sendiri akan
merasakan konsekuensinya. Ini mungkin bahwa anak-anak akan menjadi seperti
mereka, keras di set, dan terhadap orang tua mereka seperti yang mereka lakukan
hari ini. Hal ini tentu saja kita tidak berharap.
• Ketiga, kita diberi biaya Apapun yang terbaik untuk mengatur yang terbaik
dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran. Jangan pernah mencoba untuk menipu
UNIKO konservatif. Karena ini membuat kita kutu buku yang tidak diberkati masa
depan.
• Keempat, mencari teman slang slang dan tempat positif baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Interaksi kami akan membentuk karakter kita
perlahan-lahan.
Sebagai mahasiswa, mungkin keempat langkah sederhana kita bisa mulai
berlatih hari ini. Kami menentukan nasib kita di masa depan. Karena itu saya
mengatakan kepada rekan-rekannya dari semua mari kita mengambil keuntungan dari
pemuda ini serta mungkin sehingga masa depan kita cerah.
Jadi itulah yang bisa saya katakan. Saya mohon maaf jika ada salah kata.
Bahasa Jepang:
Hon’nin no chichi no minasama. Wareware wa, hogo-sha no kurasu no chichi o
sonkei shite imasu. Shin’ainaru chichi to haha mo watashi-tachi no sensei.
Watashi no daisukina mono dōryō. Dai ichi ni, wareware wa hijō ni kami ni
watashi-tachi ni atae rareta megumi no izure ka no ryūshutsu ni kansha sa rete
iru subete no, watashi-tachi ga shūshū suru koto ga dekimasu kono kikai ni, ni
wa yoiga kono basho muwajahah, kono basho shiawasedatta. Otoko wa watashi ga
daisukidesu. Wareware wa, wakamono ga hijō ni fuantei kikan wa shitte iru.
Kantan ni ōku no yōin ni, sei to make no ryōhō ni eikyō sa remasu. Tsūjō
negatiflah keisū wa yori kyūsoku ni watashi-tachi no yūjin, ta no kyūshū sa
reru. Kore wa, shōrai no seikatsu ni waruidarou. Wareware wa, samazamana media
no ryōhō de insatsu, denshi media dakedenaku, nichijō seikatsu o miru koto ga
dekimasu. Karera no kōdō wa shōsan sa rete imasen. Kore wa hijō ni
watashi-tachi no sedai no ga zan’nendesu. Karera wa kekkon no ninshin-chū no
uchi, yakubutsu chūdoku nado ni naru tame ni wa, soko wa gakkō o sukippu shite
kan’yo suru bōsō-zoku to natte iru. Dakara watashi-tachi no sedai wa sekinin o
oimasen iru wakamono-tachi no hon’no ichi-nigiri kara kimyōna niyotte hakai sa
reta koto o kakunin shimasu. Nakama wa, watashi wa hokori ni omotte iru koto o
kakunin shimasu. Wareware wa, wakai hito-tachi wa, tsuneni make no sōkan no ue,
jōki kyōkai no kiken-sei nitsuite wa otagai o omoidasa seru yō ishiki o atae
rarete iru. Wareware ga gisei ni naru made wa, shika shi, wareware wa wareware
ga gisei-sha to natte iru koto o kanjiru koto wa arimasen. Kore wa, konkai no
ichi o motte inai sa rete inai, mata wareware wa kantan ni yūwaku sa re,
miryoku-tekina jikan ga arimasu. Wareware wa, kono seikatsu o shita nochi,
umaku riyō shite haichi suru hitsuyō ga arimasu koto o ninshiki suru hitsuyō ga
arimasu. Atode mukashi no kōkai-jin muda ni natte wareware no waka-sa o sa
senaide kudasai. Wareware wa, seikatsu no naka de gensoku o motte iru hitsuyō
ga arimasu, wareware wa, wareware no kankyō no gisei-sha no hi no gisei-sha sa
rete inai watashi-tachi ni yō ni jibun jishin de wa nai motte dokuritsu shite
dekiru yō ni narimasu. Shikashi, watashi-tachi ga jissai ni shakai ni henka o
motarasu koto ga dekiru seisei suru koto ga dekimasu. Wakai sedai toshite, ōku
no kanō-sei wa, sono kaihatsu suru koto ga dekimasu. Senzai-tekina, wareware wa
saiteki-ka suru koto ga dekimasuga, ōku no. Dare no tame de wanaku jibun no
tame ni. Watashi-tachi no mirai no kōfuku o shite kudasai. Watashi no dōryō to
watashi wa shichō-sha no hokori ni omotte imasu. Beddo kara shutoku shi,
wareware ga dekiru koto o sekai ni shimesu wakai sedai toshite jikan o
mimashou. Wareware wa, kōryo shinakereba naranai taisetsuna mono o shita.
Wareware wa, sedai ga oya ya kankyō fuka no tsūjō wa futan to natte iru muda ni
shinai koto o kakunin shite kudasai. Wareware wa ima kara okonau koto ga
dekimasu ikutsu ka no kantan’na tejun ga arimasu:
• Mazu, wareware wa mata,
saikō no kachi o jitsugen suru koto ga dekiru koto o shimesu hādo to kinben’na
ryōshin. • Besuto 2-banme wa wareware no yūjin no eikyō de hakoba sa rete inai
itsuka karera wa jibun-tachi no eikyō o kanjiru koto ga dekirunode, mushi shi,
ta no hito ga manzoku shite iru. Sore wa kodomo-tachi ga, setto no hādo, karera
no yō ni naru koto to sono ryōshin nitaishite, karera ga ima yatte iru kanō-sei
ga arimasu. Kore wa, mochiron wareware wa kitai shite inakatta.
• Dai san ni,
wareware wa dono yōna kanzen’na sekinin to ishiki o motte saikō no tehai o suru
koto o o susume shimasu kosuto o atae rarete iru. Kesshite UNIKO hoshu o
azamukou to shite mite kudasai. Kore ga watashi-tachi no mirai o shukufuku sa
rete inai otaku o okonaukaradesu.
• Dai yon ni, ryōhō no gakkō ya gakkō igai de
no surangu ya sei no basho o surangu no yūjin o mitsukeru. Wareware no sōgo
sayō ga jojoni wareware no seikaku o katachizukutte iku. Gakusei toshite,
osoraku 4tsu no kantan’na suteppu, kyō no renshū o kaishi suru koto ga
dekimasu. Shōrai-teki ni wa wareware no unmei o kettei shimasu. Sore-yue
watashi wa, watashi-tachi wa dōyō ni naru yō ni watashi-tachi no mirai no
akarui kanōna kagiri, kono wakai otoko o riyō shite mimashou subete no kare no
dōryō ni katatta. Sorede, watashi ga iu koto ga dekiru. Tsu no tango ga areba
wareware wa, fukaku owabi mōshiagemasu. Assalamu’ alaikum wr. Wb. Hon’nin no
chichi no minasama. Wareware wa, hogo-sha no kurasu no chichi o sonkei shite
imasu. Shin’ainaru chichi to haha mo watashi-tachi no sensei. Watashi no
daisukina mono dōryō. Dai ichi ni, wareware wa hijō ni kami ni watashi-tachi ni
atae rareta megumi no izure ka no ryūshutsu ni kansha sa rete iru subete no,
watashi-tachi ga shūshū suru koto ga dekimasu kono kikai ni, ni wa yoiga kono
basho muwajahah, kono basho shiawasedatta. Otoko wa watashi ga daisukidesu.
Wareware wa, wakamono ga hijō ni fuantei kikan wa shitte iru. Kantan ni ōku no
yōin ni, sei to make no ryōhō ni eikyō sa remasu. Tsūjō negatiflah keisū wa
yori kyūsoku ni watashi-tachi no yūjin, ta no kyūshū sa reru. Kore wa, shōrai
no seikatsu ni waruidarou. Wareware wa, samazamana media no ryōhō de insatsu,
denshi media dakedenaku, nichijō seikatsu o miru koto ga dekimasu. Karera no
kōdō wa shōsan sa rete imasen. Kore wa hijō ni watashi-tachi no sedai no ga
zan’nendesu. Karera wa kekkon no ninshin-chū no uchi, yakubutsu chūdoku nado ni
naru tame ni wa, soko wa gakkō o sukippu shite kan’yo suru bōsō-zoku to natte
iru. Dakara watashi-tachi no sedai wa sekinin o oimasen iru wakamono-tachi no
hon’no ichi-nigiri kara kimyōna niyotte hakai sa reta koto o kakunin shimasu.
Nakama wa, watashi wa hokori ni omotte iru koto o kakunin shimasu. Wareware wa,
wakai hito-tachi wa, tsuneni make no sōkan no ue, jōki kyōkai no kiken-sei
nitsuite wa otagai o omoidasa seru yō ishiki o atae rarete iru. Wareware ga
gisei ni naru made wa, shika shi, wareware wa wareware ga gisei-sha to natte
iru koto o kanjiru koto wa arimasen. Kore wa, konkai no ichi o motte inai sa
rete inai, mata wareware wa kantan ni yūwaku sa re, miryoku-tekina jikan ga
arimasu. Wareware wa, kono seikatsu o shita nochi, umaku riyō shite haichi suru
hitsuyō ga arimasu koto o ninshiki suru hitsuyō ga arimasu. Atode mukashi no
kōkai-jin muda ni natte wareware no waka-sa o sa senaide kudasai. Wareware wa,
seikatsu no naka de gensoku o motte iru hitsuyō ga arimasu, wareware wa,
wareware no kankyō no gisei-sha no hi no gisei-sha sa rete inai watashi-tachi
ni yō ni jibun jishin de wa nai motte dokuritsu shite dekiru yō ni narimasu.
Shikashi, watashi-tachi ga jissai ni shakai ni henka o motarasu koto ga dekiru
seisei suru koto ga dekimasu. Wakai sedai toshite, ōku no kanō-sei wa, sono
kaihatsu suru koto ga dekimasu. Senzai-tekina, wareware wa saiteki-ka suru koto
ga dekimasuga, ōku no. Dare no tame de wanaku jibun no tame ni. Watashi-tachi
no mirai no kōfuku o shite kudasai. Watashi no dōryō to watashi wa shichō-sha
no hokori ni omotte imasu. Beddo kara shutoku shi, wareware ga dekiru koto o
sekai ni shimesu wakai sedai toshite jikan o mimashou. Wareware wa, kōryo
shinakereba naranai taisetsuna mono o shita. Wareware wa, sedai ga oya ya
kankyō fuka no tsūjō wa futan to natte iru muda ni shinai koto o kakunin shite
kudasai. Wareware wa ima kara okonau koto ga dekimasu ikutsu ka no kantan’na
tejun ga arimasu: • Mazu, wareware wa mata, saikō no kachi o jitsugen suru koto
ga dekiru koto o shimesu hādo to kinben’na ryōshin. • Besuto 2-banme wa
wareware no yūjin no eikyō de hakoba sa rete inai itsuka karera wa jibun-tachi
no eikyō o kanjiru koto ga dekirunode, mushi shi, ta no hito ga manzoku shite
iru. Sore wa kodomo-tachi ga, setto no hādo, karera no yō ni naru koto to sono
ryōshin nitaishite, karera ga ima yatte iru kanō-sei ga arimasu. Kore wa,
mochiron wareware wa kitai shite inakatta. • Dai san ni, wareware wa dono yōna
kanzen’na sekinin to ishiki o motte saikō no tehai o suru koto o o susume
shimasu kosuto o atae rarete iru. Kesshite UNIKO hoshu o azamukou to shite mite
kudasai. Kore ga watashi-tachi no mirai o shukufuku sa rete inai otaku o
okonaukaradesu. • Dai yon ni, ryōhō no gakkō ya gakkō igai de no surangu ya sei
no basho o surangu no yūjin o mitsukeru. Wareware no sōgo sayō ga jojoni
wareware no seikaku o katachizukutte iku. Gakusei toshite, osoraku 4tsu no
kantan’na suteppu, kyō no renshū o kaishi suru koto ga dekimasu. Shōrai-teki ni
wa wareware no unmei o kettei shimasu. Sore-yue watashi wa, watashi-tachi wa
dōyō ni naru yō ni watashi-tachi no mirai no akarui kanōna kagiri, kono wakai
otoko o riyō shite mimashou subete no kare no dōryō ni katatta. Sorede, watashi
ga iu koto ga dekiru. Tsu no tango ga areba wareware wa, fukaku owabi
mōshiagemasu.
Pidato Tentang Hari Pahlawan
Bahasa Indonesia:
Assalamualaikum, wr. wb
Saudara-saudara,
Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan pidato berjudul
“Hari Pahlawan”.
Pidato ini bertujuan mengingatkan kita bahwa kepahlawanan, patriotisme dan
nasionalisme sangat penting dalam mengembangkan negara kita. Tanpa sikap
tersebut, maka mustahil bagi kita untuk membuat negara kita bertahan hidup.
Saudara – saudara
Setiap tahun kita memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November. Ini adalah
refleksi negara kita dalam menghargai sejarah masyarakat Indonesia dalam
memperjuangkan melawan penjajahan. Hari Pahlawan juga menunjukkan bahwa para
pendahulu kita telah segala sesuatu dikorbankan untuk membangun negara ini.
Hari Pahlawan diambil dari sejarah pertempuran di Surabaya. Itu ketika
orang-orang kita melawan Belanda dan pasukan Sekutu dengan tujuan perjuangan
Kemerdekaan Indonesia. Lebih dari 100.000 orang Indonesia yang terlibat di
pertempuran melawan Sekutu yang diperkirakan lebih dari
30.000 tentara. Setidaknya 16.000 orang Indonesia meninggal, sedangkan di
pihak musuh hilang
2.000 prajurit. Pertempuran itu merupakan pertempuran terberat dalam
revolusi dan
menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia. Dianggap sebagai upaya heroik
oleh
Indonesia, pertempuran membantu rakyat kita mendapatkan dukungan
internasional untuk
Kemerdekaan Indonesia. Sebagai memori pertempuran, 10 November kemudian
dirayakan setiap tahun sebagai Hari Pahlawan.
Pertempuran di Surabaya adalah salah satu pertempuran yang terjadi di negara
kita selama
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka mengorbankan segalanya,
termasuk darah mereka dan kehidupan. Mereka berdedikasi, kepahlawanan mereka,
patriotisme dan nasionalisme untuk negara ini.
Ada pepatah: negara besar adalah negara yang menghargai semua pahlawan-nya.
Kita
sering mendengar tentang hal itu. Kita tahu bahwa tanpa pengorbanan pahlawan
, tidak akan ada negara ini. Kemerdekaan Indonesia tidak diberikan oleh
kolonialis tersebut.
Saudara – saudara
Saat ini kita hidup di negara kemerdekaan. Tidak ada lagi pertempuran
melawan
penjajah. Tapi, itu tidak berarti bahwa kita berhenti berjuang. Ada banyak
jenis
perjuangan yang harus kita lakukan. Berjuang melawan korupsi, kolusi dan
nepotisme
adalah beberapa contoh perjuangan. Kita harus tetap semangat kepahlawanan,
patriotisme
dan nasionalisme di negara berkembang ini. Itulah cara kita menghargai
pahlawan kita.
Saudara-saudara;
Saya pikir itu semua pidato saya. Mari kita terus semangati pahlawan kita,
mari kita lanjutkan perjuangan. Terus berjuang … untuk negara kita, untuk masa
depan yang lebih baik!
Terima kasih banyak atas perhatian Anda.
Wassalamu’alaikum Wr.wb
Bahasa Jepang:
Kono kikai ni, watashi wa” eiyū no hi” to daishita supīchi o o todoke shitai
to omoimasu. Enzetsu wa eiyū, aikokushin to nashonarizumu wa hijō ni wareware
no hatten tojō-koku ni jūyōdearu koto o omoidasa seru tame ni ito sa rete ita.
Sono taido ga nakereba, watashi-tachi no kuni ga ikinokoreru yō ni suru koto wa
fukanōdesu. Brother – kyōdai Maitoshi, watashi-tachi 11 tsuki 10-nichi
memoriarudē o kinen suru. Kore wa, shokumin-chi shugi to no tatakai de,
indoneshia no hitobito ni kansha suru rekishi no naka de watashi-tachi no kuni
o han’ei shite imasu. Eiyū no hi mo, senjin-tachi ga kono kuni o kōchiku suru
tame ni subete o gisei ni shita koto o shimeshite iru. Eiyū no hi wa surabaya
no tatakai no rekishi kara shutoku sa remasu. Sore wadesuga Tōsō no mokuteki to
oranda-gun to rengō-gun no gun nitaisuru wareware no hitobito Indoneshia
dokuritsu. Dōmei-koku to no tatakai ni kan’yo shite iru 10 man-nin ijō no
indoneshia no hitobito wa, ijō to suitei sa reru 30000 Butai. Teki ga ushinawa
reru naka, indoneshia, sukunakutomo 16, 000-nin ga shibō shi, 2000 Heishi.
Tatakai wa kakumei no omoi sentō to sa reta Indoneshia wa, teikō no kuni no
shōchō to natta. Eiyū-tekina doryoku o suru koto niyotte kōryo Indoneshia wa,
tatakai ga wareware no hitobito wa kokusai-tekina shien o eru tame ni
Indoneshia dokuritsu. Sono tatakai no memori, 11 tsuki 10-nichi toshite
Memoriarudē toshite, kaku toshi o mukaemashita. Surabaya de no sentō-chū ni
watashi-tachi no kuni de hassei shita hitotsu no sentōdesu Indoneshia no
dokuritsu tōsō. Karera wa, ketsueki ya seikatsu o fukumu subete o ikenie ni
sasageru. Karera wa kuni no tame ni, karera no eiyū, aikokushin to
nashonarizumu o sen’nen shite imasu. Kotowaza ga arimasu: Ōkina kuni wa, kare
no hīrō no subete o sonchō suru kunidesu. Wareware wa Yoku mimi ni shimasu.
Wareware wa eiyū o gisei ni suru koto naku, dono kuni ga aru koto o shitte iru.
Indoneshia no dokuritsu wa, shokumin-chi shugi niyotte kyoka sa rete inai.
Brother – kyōdai Kyō, wareware wa,-koku no dokuritsu ni sunde imasu. Kore ijō
no tatakai nitaisuru Senryō. Shikashi, sore wa wareware ga tatakatte teishi
suru koto o imi suru monode wa arimasen. Ōku no shurui no ga arimasu.
Watashi-tachi ga shinakereba naranai koto to tatakatte iru. Oshoku, dangō ya
enko shugi to no tatakai Tōsō no ikutsu ka no rei o shimeshimasu. Wareware wa,
eiyū, aikoku no seishin o iji suru hitsuyō ga arimasu Kono hatten tojō-koku de
nashonarizumu. Sore wa wareware ga wareware no eiyū ni kansha suru hōhōdesu.
Kyōdai shimai; Watashi wa subete no koto wa watashi no supīchida to omoimasu.
Watashi-tachi wa, wareware no eiyū o sokushin suru tame no watashi-tachi wa
tōsō o keizoku sa se tsuzukemashou. Tatakau tame ni… Watashi-tachi no kuni no
tame ni, yori yoi mirai o zokkō! Go seichō arigatōgozaimashita.
Pidato Tentang Hari Pendidikan Nasional
Bahasa Indonesia:
Saudara-saudara sekalian !Yang saya hormati Dosen Stai Darul Qalam Drs.
Habibullah .Yang saya hormati mahasiswa/ mahasiswi Stai Darul Qalam .Alangkah
bahagianya saya selaku menjabat sebagai ibu kepada Negara Indonesia, pada hari
ini ! pada hari ini, kita merayakan hari pendidikan Nasional, yang bertempat
dilapangan Istana Bogor pada tanggal 2 Mei 2007. Dengan memperingati Pendidikan
Nasional semoga kita lebih semangat /bangkit untuk memajukan dan mencerdaskan
pendidikan anak-anak bangsa agar berguna bagi bangsa, Negara dan
Agama.Pertambahan anak umur sekolah yang cepat dan pertambahan lulusan tiap
jenjang pendidikan yang besar, tapi tidak diikuti penambahan prasarana dan
sarana pendidikan yang cepat dan memadai, menimbulkan masalah bagi pemerintah
untuk memberikan “pendidikan dan pengajaran” pada semua warga Negara
sebagaimana diamanatkan oleh undang- undang Dasar.
Persoalan ini krusial mengingat beragamanya geografis nusantara yang luas
dan terpencar dengan tingkat perkembangan sosial-ekonomi-kultural berbeda.
Ketika itu untuk pertama kali pelaksanakan REPELITA dengan tekanan pada
pembangunan ekonomi yang dipandang sebagai landasan bagi aspek- aspek lain dari
pembangunan nasional. Dalam pembaruan pendidikan perhatian difokuskan pada
upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas serta penataan kesempatan
mendapat pendidikan. Mengenai yang terakhir ini sulitlah dicapai bila hanya
melalui cara-cara konvesial yaitu memanfaatkan teknologi komunikasi dan
teknologi ,informasi radio dan televisi. Pada tahun 2007 pemerintah telah
menetapkan APBN untuk pendidikan sebesar 20% bagi SD, SLTP dan SLTA. Program
dan kegiatan yang dilakukan tidak semata-mata atas dasar pertambahan jumlah
gedung sekolah, guru, buku dan lain-lain. Alternatif yang didentifikasikan
adalah :
1. Penambahan daya tampung SLP yang dilakukan baik dengan penambahan sekolah
baru
2. Peningkatan daya tampung sekolah- sekolah swasta
3. Pengembangan sekolah terbuka dengan media korespodensi, modul, siaran
radio, siaran televisi dan lain-lain
4. Pembukaan kursus- kursus ketrampilan praktis diluar sekolah sebagai jalur
penyaluran kemasyarkat..
Ki Hajar Dewantara (1889-1959) seorang tokoh pendidikan Indonesia yang
memprokarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman siswa. Dia lebih terkenal
dengan filsafat” tut wuri handayani, hing madya mangun karsa, hing ngarso sung
tulada. Dewantara mengklasifikasikan tujuan pandidikan dengan istilah “
tri-nga”(tiga “nga-nga adalah huruf terakhir dalam abjad jawa ajisak). “Nga”
pertama adalah ngerti” (memahami /aspek intelektual). “Nga kedua” adalah
“ngrasa” adalah (merasakan aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah “nglakonin”
(mengajarkan atau aspek psikomotorik). Merumuskan tujuan pendidikan yang
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Dewantara, adalah hak
tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh karena itu pengajaran harus
mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaga.
Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu
dapat memisahkan orang tepelajar dengan rakyat.Akhir sampai disini, semoga
bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan mencerdaskan serta menciptakan
anak-anak didik yang produktif, kreatif, dan inovatif yang berguna bagi bangsa
dan Negara, Menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mandiri yang
dapat memenuhi kebutuhan global.
Bahasa Jepang:
Shinshi! Hakase STAI de wa meiyo kōshi pendaru. Habibullah. Watashi wa/
gakusei pendaru STAI de wa gakusei o sonchō shite imasu. Watashi wa kono hi,
indoneshia no shū e no haha o tsutomete imasu dono yō ni shiawase! Kyō,
wareware wa, 2007-nen 5 tsuki 2-nichi ni fīrudobogōru kyūden de okonawa reta
kokumin kyōiku no hi o iwau. Kinen shite, kyōiku gyōsei wa, wareware ni/ o
sokushin shi, kokka,-shū, gakurei-ki no kodomo-tachi Agama. Pertambahan jinsoku
katsu fuka ni yūyōdearu koto ga kuni no kodomo-tachi no kyōiku o kyōiku jōshō
yori seishin kamo shirenaiga, kaku kyōiku reberu wa subarashiidesu sotsugyō-go
wa infura shisetsu o tenka suru koto niyotte Jinsoku katsu tekisetsuna
kyōiku-yō ni, kihon-hō de gimuzuke rarete subete no kokumin no” kyōiku to
kyōiku” o teikyō suru tame ni seifu ga mondai ni naru. Kono mondai wa hijō ni
jūyōdesu bunka no kotonaru shakai keizai hatten no reberu de beragamanya
chiri-teki ni kōdaina sanran rettō karadesu. Kuni no hatten no hoka no sokumen
no kiban to mi rarete iru keizai hatten ni jūten o oite hajimete REPELITA no
tame ni sore o jissō suru baai. Kyōiku kaikaku de kyōiku o ukeru tame ni
shūfuku no doryoku ni chakumoku shi, hinshitsu o kōjō sa se, kikai no haichi o
shūchū. Kōsha nitsuite wa gijutsu konvesial tsūshin gijutsu, jōhō, rajio ya
terebi o riyō shite no michi o tōtte iru baai ni nomi o tassei suru koto wa
kon’nandearu. 2007-Nen ni seifu wa, shōchū kōkō no 20% ga kyōiku no tame no
kokka yosan o settei shite imasu. Puroguramu, kōsha, kyōshi, shoseki ya ta no
kazu ni motozuite nomi ni okonawa renai katsudō. Didentifikasikan no kawari ni,
toyuu kotodesu: 1. Yōryō SLP no ni kuwae, atarashii gakkō no tsuika no ryōhō o
jisshi 2. Shiritsu gakkō no kaizen nōryoku 3. Media taiō, mojūru, rajio hōsō,
terebi hōsō nado de ōpunsukūru no kaihatsu 4. Haifu pointo kemasyarkat,
jissen-tekina sukiru no kōsu gakkō no soto no kaikō-bu.. Ki shite, Hajar
Dewantara wa (1889-nen〜 1959-nen) no chomeina indoneshia no kyōiku wa, pāku no
gakusei memprokarsai kyōiku kikan no setsuritsudesu. Kare wa nakaba Mangun no
ito made ~e wuri handayani” no rinen no tame ni yūmeidesuga, made Ngarso wa
tulada o utatta. Dewantara (3tsu no wa,” kiro wa kiro wa ajisak Java no
arufabetto no saigo no mojidesu) kono hōritsu nioite” san kiro” to pandidikan
mokuhyō o bunrui suru. ” Pangā wa,” saisho wa (dokkai/ chiteki sokumen)” o
rikai suru kotodesu. ” Pangā, 2-banme no”" ngrasa”, 3-banme wa” nglakonin”(kyōiku
ya seishin-men) ga” kiro” to wa,(aijō no sokumen o kanjiru)desu. Ninchi, kanjō,
oyobi seishin no sokumen o fukunde sakutei kyōiku mokuhyō. , Dewantara ni yoru
to, jibun jishin o seiri suru subete no hitobito no kenridearu tame, kyōiku wa
kodomo-tachi ga, ningen no kokoro wa, shikō to enerugī no jiritsu o kyōiku suru
hitsuyō ga arimasu. Sore wa, sarani indoneshia no hitobito to kyōiku kodomo to
kōjō suru kanō-sei ga arimasu koko made rakyat. Akhir o motsu hitobito no
tepelajar o bunri suru koto ga dekimasunode,-amari ni mo chisei no shikō o
oshieru ire subekide wa nai, seisan-sei no gakushū o, kakushin-tekina
sōzō-tekina kokka to kokka ni yakudatsu sakusei suru jinteki shigen o sakusei
suru Shikaku to dokuritsu toyuu gurōbaruna nīzu o mitasu koto ga dekimasu.
Pidato Tentang Globalisasi
Bahasa Indonesia:
Selamat siang,
Yang terhormat Kepala Sekolah SMP Santa Ursula BSD, Victoria Istiningsih.
Yang terhormat Wakil Kepala Sekolah SMP Santa Ursula BSD Eusthasia Suwarti.
Yang terhormat guru-guru SMP Santa Ursula BSD.
Beserta seluruh murid SMP Santa Ursula BSD yang berbahagia.
Salam sejahtera
Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-Nya, Saya juga
berterima kasih kepada guru-guru yang telah menyelenggarakan acara ini. Tak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung acara
ini.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kita semua untuk mengingat
kembali, beberapa pola hidup yang kita lakukan dari penyebab globalisasi.
Apakah globalisasi sangat berpengaruh dalam kehidupan kita? Saya berharap pada
kesempatan kali ini kita semua menjadi tahu, seberapa besar pengaruh
globalisasi dalam hidup kita. Saya juga berharap kita semua dapat menghadapi
pengaruh globalisasi.
Di abad ke 21 ini, globalisasi menjadi hal yang biasa bagi kita. Globalisasi,
berarti proses yang mendunia. Tentunya, semua aspek kehidupan merasakan
pengaruhnya. Misalnya, di bidang transportasi. Setiap hari kita dapat melihat
seluruh jalan raya dipadati oleh berbagai jenis kendaraan bermotor. Contohnya
mobil. Padahal, sebelum mobil ditemukan, biasanya orang akan berjalan kaki
untuk menempuh suatu perjalanan, bahkan yang sangat panjang sekalipun. Selain
di bidang transportasi, aspek kehidupan yang terkena dampak globalisasi adalah
telekomunikasi. Saat ini hand phone adalah alat komunikasi yang sudah dimiliki
oleh setiap orang. Selain hand phone, yang tak kalah penting adalah internet.
Globalisasi seperti mengharuskan kita untuk memiliki komputer yang dilengkapi
dengan jaringan internet.
Di bidang kuliner, pengaruh globalisasi juga cukup besar. Makanan khas Barat
menjadi sangat populer di seluruh dunia. Contohnya Pizza Hut, KFC, CFC, Hoka
Hoka Bento, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan makanan khas dalam negri
menjadi kurang diminati. Yang tak kalah penting, aspek kehidupan yang juga
merasakan dampak globalisasi adalah fashion. Saat ini tren yang sangat mendunia
adalah dari negara-negara barat. Jika orang Indonesia lebih memilih tren luar
negri, siapakah yang akan melestarikan budaya Indonesia?
Bidang olahraga juga merasakan dampak globalisasi. Saat ini seluruh dunia
sangat meminati pertandingan sepak bola, basket, bulu tangkis, dan lain
sebagainya. Bukan hanya kegiatan olahraganya, alat-alat pendukung pun ikut
merasakan dampak globalisasi. Contohnya sepatu. Sepatu menjadi alat pendukung
yang sangat penting. Model dan bentuk sepatu pun harus disesuaikan dengan
olahraganya.
Dari beberapa aspek yang saya sebutkan tadi, jelas bahwa globalisasi sangat
berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Setiap orang memang dapat merasakan
pengaruhnya. Sebagai warga masyarakat yang baik, kita harus bisa menghadapi
pengaruh globalisasi. Kita harus bisa mengambil nilai-nilai positif dan
membuang nilai-nilai negatifnya. Misalnya, dengan menyeleksi budaya asing yang
masuk ke dalam negri kita. Kita harus bisa memilih budaya yang baik, yang tidak
bertentangan dengan norma-norma yang ada di negri kita. Karena budaya dalam
negri adalah ciri khas negri kita sendiri, yang harus kita jaga. Agar tidak
kehilangan informasi, kita harus mengikuti perkembangan informasi dan
teknologi.
Jadi ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghadapi pengaruh
globalisasi. Kita boleh merasakan pengaruhnya, namun kita harus mengambil
dampak positifnya, dan membuang dampak negatifnya.
Semoga apa yang telah saya katakan tadi bermanfaat bagi kita semua yang ada
disini. Saya berharap dengan adanya globalisasi ini semua orang dapat mengambil
nilai positifnya. Terima kasih atas perhatian guru-guru, teman-teman, beserta
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMP Santa Ursula BSD. Sekian dan,
selamat siang.
Bahasa Jepang:
Watashi wa sanbi no subete no shukufuku no tame ni omo wa zen’nō, watashi mo
kansha shite kono ibento o kaisai shite iru sensei-kata ni iru to iu koto o
kami ni kansha. Kono ibento o sasaete kita yūjin ni kansha suru koto o wasurenaide
kudasai. Kono kikai ni, watashi-tachi wa gurōbaru-ka no gen’in kara ka jinsei
no, ikutsu ka no patān o rikōru suru subete no watashi-tachi o shōtai shitai to
omoimasu. Gurōbaru-ka suru ka dō ka hijō ni wareware no seikatsu no naka de
eikyō-ryoku o motte iru? Watashi wa kono kikai ni, wareware wa subete shitte
iru koto o negatte, dono yō ni ōkina wareware no seikatsu no naka de
gurōbaru-ka no eikyō. Watashi wa mata, wareware wa subete no gurōbaru-ka no
eikyō ni taisho suru koto o nozonde iru. Kono 21 seiki ni wa, gurōbaru-ka ga
watashi-tachi no tame no kihan to natta. Gurōbarizēshon wa, gurōbaruna purosesu
o imi shimasu. Mochiron, seikatsu no arayuru sokumen ni sono eikyō o kanjiru yō
ni. Tatoeba, kōtsū kikan no fīrudo ni nyūryoku shimasu. Mainichi watashi-tachi
ga zentai no dōro wa jidōsha no samazamana taipu de man’indatta miru koto ga
dekimasu. Tatoeba kuruma shite kudasai. Jissai ni wa,-sha ga hakken sa reta mae
ni, hotondo no hito wa hijō ni mo chōki de mo, tabi no tame ni toho ni
narimasu. Yusō bun’ya ni kuwaete, seikatsu no sokumen wa, tsūshin no
gurōbaru-ka no eikyō o ukemasu. Genzai no keitai denwa de wa dare mo ga shoyū
sa rete iru komyunikēshontsūrudesu. Jūyōde wa nai chīsai keitai denwa ni
kuwaete, intānettodesu. Gurōbarizēshon wa, intānetto-mō o sonaeta konpyūta o
motte iru watashi-tachi o hitsuyō to shimasu. Ryōri-kai de wa, gurōbaru-ka no
eikyō mo kanari ōkiidesu. Seiyō ryōri wa sekaijū de hijō ni fukyū suru yō ni
natta. Tatoeba pizahatto, KFC wa, furon, hoka hokahoka hoka bentō nado shite
kudasai. Kore wa kuni no daihyō-tekina tabemono wa amari miryoku-teki ni
narimasuga hassei shimasu. Otorazu jūyōna no wa, jinsei no sokumen wa mata,
gurōbaru-ka no eikyō wa, fasshondesu kanjite iru. Kyō de wa Ōbei shokoku kara
sekai-tekina keikōdesu. Indoneshia no hitobito wa, kaigai no torendo o kibō
suru baai wa, dare ga, indoneshia no bunka o iji suru nodarou ka? Supōtsufīrudo
wa, mata, gurōbaru-ka no eikyō o kanjite iru. Kyō, zen sekai wa hijō ni nado
to, sakkā, basukettobōru, badominton ni kyōmi o motte iru. Dakedenaku, supōtsu
katsudō, sapōtotsūru wa,-amari ni mo, gurōbaru-ka no eikyō o kanjita. Kutsu no
rei. Kutsu wa hijō ni jūyōna tsūru no sapōtā ni narimasu. Moderu to kutsu no
katachi o kōshi suru yō ni tekigō shinakereba naranakatta. Watashi wa zenjutsu
no ikutsu ka no sokumen kara, gurōbaru-ka wa, seikatsu no arayuru sokumen ni
hijō ni eikyō-ryoku o motte iru koto wa akirakadearu. Ichi-nin ichi-nin ga kōka
o kanjiru kotodesu. Zenryōna shimin toshite, wareware wa gurōbaru-ka no eikyō
ni taisho suru hitsuyō ga arimasu. Wareware wa, sei no ne o shutoku shi, make
no ne o haki suru koto ga dekiru hazudesu. Tatoeba, ga watashi-tachi no kuni ni
gaikoku no bunka o sentaku shimasu. Wareware wa, wareware no kuni no kison no
kihan to kyōgō shinai ryōkōna bunka o, sentaku suru koto ga dekiru hazudesu.
Shinai no bunka no tame, wareware wa hogo suru hitsuyō ga arimasu, wareware
jishin no kuni no tokuchōdesu. Tame ni, wareware wa, jōhō gijutsu no hatten ni
shitagawanakereba naranai, jōhō o ushinau koto wa arimasen. Dakara wareware wa
gurōbaru-ka no eikyō ni taisho suru koto ga dekiru ōku no hōhō ga arimasu.
Wareware wa, eikyō o kanjiru kamo shiremasenga, watashi-tachi wa, kōtei-tekina
eikyō o okonau hitsuyō ga arimasu sakujo, sono make no eikyō o. Umaku ikeba, watashi
wa izen no koto wa koko ni iru watashi-tachi no subete ni yakudatsu to nobete
iru mono. Watashi wa kono gurōbaru-ka to subete no hitobito ga sei no ne o toru
koto ga dekiru koto o negatte imasu. Kyōshi, yūjin, gakkō no kōchō to fuku
kōchō no SMP santaurusura BSD no chūi o shite itadaki arigatōgozaimasu.
Soshite, kon’nichiwa.
yang tulisan jepang tidak ada mas?
ReplyDeletegrammar bahasanya sangat banyak kesalahan mas.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteItu pada salah semua LOL
ReplyDeletePidato nya kepanjangan semua gak ada yg gak terlalu banyak dan terlalu sedikit ya yang sedeng gitu :'(
Delete