Perilaku Biaya Kualitas
1. Dasar-Dasar
Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya
dengan perubahan penggunaan aktivitas. Atau dengan kata lain perilaku biaya
adalah istilah untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan
perubahan output. Biaya-biaya bereaksi pada perubahan output dengan berbagai
macam cara yaitu :
1.
Biaya
Tetap
Biaya
tetap adalah biaya yang dalam jumlah total tetap konstan dalam rentang yang
relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. Rentang yang relevan adalah
rentang output dimana asumsi hubungan biaya/output berlaku. Contoh : biaya
listrik, biaya penyusutan, biaya sewa gedung.
2.
Biaya
Variabel
Biaya
variabel adalah biaya yang dalam jumlah total bervariasi secara proporsional
atau sebanding dengan perubahan output. Contoh : biaya bahan baku.
3.
Biaya
Campuran
Biaya
campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel
sekaligus.Contoh : gaji dan bonus penjualan.
Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan
perilakunya maka diperlukan berbagai pertimbangan atas dasar :
1. Waktu |
Menentukan
apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atu biaya variabel tergantung pada
batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung dari
prespektif tiap-tiap manajer.
2.
Sumber
daya dan ukuran output
Setiap
aktivitas memerlukan sumber daya, sumber daya ini kemudian digabungkan dan
diolah untuk menghasilkan output. Salah satu bentuk untuk mengukur output
adalah frekuensi dilakukannya aktivitas tersebut. Semakin sering frekuensi
melakukan aktivitas, semakin besar pula biayanya
2. Perilaku
Biaya Kualitas
Kualitas dapat diukur berdasar
biayanya.Perusahaan menginginkan agar biaya kualitas turun, namun dapat
mencapai kualitas yang lebih tinggi, setidak-tidaknya sampai dengan titik
tertentu.Memang, jika standar kerusakan nol dapat dicapai, perusahaan masih harus
menanggung biaya pencegahan dan penilaian. Suatu perusahaan dengan program
pengelolaan kualitas yang dapat barjalan dengan baik, menurut pakar kualitas
biayanya tidak lebih dari 2,5 % dari penjualan. Standar 2,5% tersebut mencakup
biaya kualitas secara total sedangkan biaya untuk setiap elemen secara
individual lebih kecil dari jumlah tersebut. Setiap organisasiharus menentukan
standar yang tepat untuk setiap elemen secara individual.Anggaran dapat
digunakan untuk menentukan besarnya standar biaya kualitas setiapelemen secara
individual sehingga biaya kualitas total yang dianggarkan tidak lebihdari 2,5 %
dari penjualan. Agar standar biaya kualitas dapat digunakan dengan baikperlu
dipahami perilaku biaya kualitas sebagai berikut:
Perusahaan harus dapat mengidentifikasi perilaku
setiap elemen biaya kualitas secaraindividual.Sebagian biaya kualitas
bervariasi dengan penjualan, namun sebagianlainnya tidak. Agar laporan kinerja
kualitas dapat bermanfaat, maka:
1.
Biaya kualitas harus digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya
tetapdihubungkan dengan penjualan
2.
Untuk biaya variabel, penyempurnaan kualitas dicerminkan oleh penguranganrasio
biaya variabel. Pengukuran kinerja dapat menggunakan salah satu dari duacara
berikut :
a)
Rasio biaya variabel pada awal dan akhir periode tertentu dapat digunakan untuk
menghitung penghematan biaya sesungguhnya, atau kenaikan biaya sesungguhnya.
b)
Rasio biaya dianggarkan dan rasio sesungguhnya dapat juga digunakan untuk
mengukur kemajuan ke arah pencapaian sasaran periodik.
3.
Untuk
biaya tetap, penyempurnaan biaya kualitas dicerminkan oleh perubahan absolut
jumlah biaya tetap.
Biaya kualitas dievaluasi dengan
membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan.Pembandingan
biaya kualitas tetap menggunakan jumlah absolut biaya yang sesungguhnya
dibelanjakan dengan yang dianggarkan.Sedangkan biaya kualitas variabel dapat
dibandingkan dengan menggunakan persentase dari penjualan, atau jumlah rupiah
biaya, atau kedua-duanya.Apabila manajer terbiasa berhadapan dengan jumlah
absolut atau jumlah rupiah, maka pendekatan yang terbaik adalah dengan
membandingkan jumlah rupiah biaya dengan dilengkapi ukuran persentase.
Perhitungan persentase ini dapat memberikan informasi pada manajemen mengenai
seberapa baik standar biaya kualitas sebesar 2,5 % dapat tercapai (Tjiptono dan
Diana, 2003).
4. Manfaat
Informasi Biaya Kualitas
Menurut Garrison,
Noreen dan Brewer (2006) laporan biaya kualitas memiliki beberapa kegunaan:
1.
Informasi biaya
kualitas membantu para manjer melihat keuntungan financial dari cacat.
2.
Informasi biaya
kualitas membantu para manajer mengidentifikasikan pentingnya masalah-masalah
kualitas yang dihadapi perusahaan.
3. Informasi biaya
kualitas membantu para manajer melihat apakah biaya- biaya kualitas di
perusahaan mereka didistribusikan secara tidak baik.
Menurut Hansen dan
Mowen (2001) manfaat biaya kualitas sebagai berikut:
a) Pengambilan
keputusan manajemen untuk pihak internal, dan bagi pihak eksternalyaitu untuk
menilai kualitas perusahaan melalui program-program seperti ISO9000.
b) Untuk menerapkan
dan mengawasi efektifitas program kualitas.
Jadi, manfaat biaya kualitas adalah untuk
membantu manajemen menentukan laba,juga untuk mengambil keputusan strategi,
serta untuk mempermudah pelaksanaanprogram pengendalian kualitas.
Kesimpulan
Perilaku biaya adalah cara biaya
berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Atau dengan
kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk menggambarkan apakah biaya
berubah seiring dengan perubahan output. Dengan
demikian biaya kualitas dapat dipakai oleh perusahaan sebagai pengukur
keberhasilan program perbaikan kualitas.Hal ini berkaitan dengan kebutuhan
perusahaan yang harus selalu memantau dan melaporkan kemajuan dari program
perbaikan tersebut.Untuk itu suatu perusahaan perlu membuat laporan biaya
kualitas. Informasi yang ada dalam laporan biaya kualitas secara garis besar
memberikan manfaat (1) Sebagai alat untuk mengukur kinerja (2) Sebagai alat
analisis mutu proses (3) Sebagai alat pemprograman (4) Sebagai alat
penganggaran yaitu untuk membuat anggaran pengeluaran dalam mencapai program
pengendali mutu (5) Sebagai alat peramal yaitu untuk mengevaluasi dan menjamin
prestasi produk dalam memenuhi persaingan pasar.