“Cerita
Awal Jejak Perjuangan Menuju Dunia Kampus”
Sebuah sejarah dalam hidupku penentu masa
depanku kelak yang tak akan pernah terlupakan dalam setiap jejak langkah dan
hembusan nafasku. Sebuah perjuangan yang terkenang abadi dalam memory hidupku,
berhiaskan pena hitam kulukis semuanya dalam diary masa lalu sebagai kenangan
terindah. Yeaaah……itulah cerita awal jejak perjuanganku menuju dunia kampus.
Cerita yang berisi kisah sebuah perjuangan yang luar biasa dalam hidupku yang
mengguras tenaga dan pikiranku hingga ke relung-relung sukma yang membuatku
lemah tak berdaya.
Dimulai
dari suatu seleksi yang super ketat yang disebut SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri), aku mulai membuka sayapku lebar-lebar untuk terbang
keajang ini dengan suatu harapan besar agar bisa lolos dan diterima di PTN yang
kupilih dengan bermodal tekad yang kuat dari lubuk hati yang paling dalam dan
dukungan serta motivasi yang tinggi dari orang-orang terkasih Ayah, Bunda,
Kakak, Adik serta orang terspecial si Dia.
Memang
dalam sebuah ajang perlombaan tidak semua peserta lomba bisa menang, tetapi
pasti ada yang kalah. Seperti juga pada
perjuangan ini, pasti ada yang diterima dan ada yang ditolak. Aku percaya itu
dan aku yakin pasti akan terjadi tapi bagiku gagal itu biasa karena
sesungguhnya kegagalan itu bagiku adalah keberhasilan yang tertunda dan
kegagalan itu adalah awal dari keberhasilan.
Kalah
atau menang, diterima atau ditolak itu urusan belakang yang pasti aku harus
mencobanya terlebih dahulu karena ada pepatah yang menyatakan bahwa “Jangan Menyerah Sebelum Mencoba Sesuatu
Hal”. Pepatah inilah yang selalu menemani pikiranku dalam melakukan sesuatu
hal termasuk dalam perjuangan menuju dunia kampus ini.
Rasa
optimis untuk berhasil dalam suatu hal adalah salah satu juga modal utama saya yang selalu mendorongku untuk terus
berjuang meski berjuta tantangan dan rintangan yang silih berganti datang
menghampiri, tetapi kuhadapi semua dengan senyuman meski senyuman itu terasa
sulit untuk diperlihatkan. Tekad
yang kuat, Motivasi dan dukungan yang tinggi dari orang-orang terkasih, Prinsip
hidup jangan menyerah sebelum mencoba, serta Rasa optimis untuk berhasil.
Hal-hal inilah yang mendorong saya, membangkitkan semangat saya dalam
perjuangan menuju dunia kampus ini.
Tepat
pada tanggal 12 dan 13 Juni 2012 aku bertempur dalam perjuangan itu. Meski
pahit rasanya, meski sulit kelihatannya namun itulah kenyataan hidup yang harus
kujalani, itulah kewajiban yang harus kulaksanakan dan itulah tanggungjawab
yang harus kuemban demi masa depan dan harapan orang tua.
Dua
hari dalam pertempuran itu bagiku satu tahun berada dalam kobaran api yang
membakar semangat untuk terus berjuang demi cita-cita dan masa depan. Kuhabiskan
waktuku bercanda gurau, bertengkar dengan butiran soal demi soal penentu nasib
dimasa yang akan datang.
Dua
hari di medan pertempuran telah berakhir, kini hidupku kembali normal seperti
sediakala, sayapku kini kurapatkan kembali untuk mengembalikan tenagaku yang
hilang saat bertempur. Semua hasil perjuanganku selama dua hari kupasrahkan
pada sang ilahi biarlah semuanya dia yang mengaturnya dan memberikan yang
terbaik untuk hambanya.
Tak
terasa waktu terus berputar tiada hentinya, siang berganti malam, malam
berganti siang itulah tandanya. Hatiku kini mulai gelisah, penentuan nasib
dalam perjuangan itu sudah di depan mata. “Ya
Allah jangan biarkan air mata ini menetes, jangan biarkan diri ini kecewa,
harapan orang tua ada pada diri hamba maka jangan biarkan hati mereka sedih.. Ya
Allah aku hanya butuh satu kata “LULUS” di hari pengumuman esok”. Sebuah
do’a yang kupanjatkan pada sang ilahi di malam penetuan itu.
Ternyata
Allah SWT mendengar semuanya, sebuah keajaiban dalam hidupku, do’aku terkabulkan
di hari penentuan itu, aku dinyatakan lulus di PTN yang kupilih. Dengan tetesan
air mata bahagia aku bersujud seraya bersyukur kehadirat Allah SWT. Sungguh
sebuah nikmat yang begitu besar dalam hidupku yang akan menentukan masa depanku
kelak. Bukan hanya karena aku diterima di PTN yang kuinginkan yang membuatku
bahagia, tetapi ada satu hal lagi yang membuat kebahagiaanku berlipat ganda.
Hal ini karena aku diterima di PTN yang kuinginkan dengan beasiswa Bidik Misi,
dengan beasiswa ini beban orang tuaku dalam membiayai kuliahku menjadi ringan.
Aku
sangat bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmatnya. Aku tidak
menyangka aku bisa lulus di PTN ini karena pendaftarnya yang cukup banyak
hingga mencapai 62.000 an peminat sedangkan yang diterima hanya sekitar 7.000
dan salah satu diantaranya adalah aku. “Sungguh
sebuah karunia yang amat besar yang tidak semua orang bisa mendapatkannya”.
Senang,
bahagia bercampur deraian air mata membasahi pipi mamaku saat mendengar semua
ini. Dia juga tidak menyangka aku bisa diterima di PTN ini, dalam pelukan mama
yang begitu erat dia berkata “Nak, jangan
sia-siakan kesempatan ini, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya untuk mengejar
cita-citamu”. Pesan mama ini akan selalu kusimpan dalam benakku hingga aku
mendapatkan apa yang aku cari selama ini.
Dan
kini aku telah remis menjadi Mahasiswa Baru di salah satu PTN Ternama di
Kotaku. Kini kuhabiskan hari-hariku di kampus Ungu FBS UNM untuk mengasah
pikiran dan memperluas wawasan pengetahuan demi cita-cita dan harapan orang tua
kelak.
Inilah
sebuah kisah yang terangkai indah dalam sebuah kata-kata menjadi sebuah CERITA
AWAL JEJAK PERJUANGAN MENUJU DUNIA KAMPUS.
Itulah
pengalaman saya mengenai prjuangan menuju dunia kampus. Semoga artikel ini
dapat menjadi inspirasi untuk meraih cita-cita yang gemilang.
0 komentar:
Post a Comment