Memang tidak mudah membuat si kecil
rajin menyikat gigi. Tidak perlu bertengkar ataupun stres. Cukup
bercermin dan mulailah menjadi panutan terbaik bagi si kecil.
Baik atau buruknya perbuatan yang kita lakukan akan langsung dicerna
oleh si kecil dan bahkan ditiru. Sama halnya dengan kebiasaan menggosok
gigi.
Menurut riset yang dilakukan Pepsodent pada tahun 2009 terhadap 378
ibu rumah tangga yang tinggal di 4 kota besar di Indonesia, 58% ibu
menganggap bertengkar merupakan hal yang wajar terjadi ketika menyuruh
anak mereka menyikat gigi. Dan 10% diantaranya sampai merasa stres dan
tidak tahu lagi bagaimana cara agar anak mau menyikat gigi. Dan,
ternyata faktor yang menyebabkan masalah ini justru ada pada orang tua
sendiri.
Kebanyakan anak-anak baru mulai menggosok gigi saat berusia 6 tahun,
jelas drg. Armasastra Bahar, PhD yang ditemui dalam acara peluncuran
kampanye “Sikat Gigi Pagi+Malam” yang diselenggarakan oleh Pepsodent
beberapa waktu lalu. Itu mengapa, orang tua harus menjadi role model
atau panutan bagi si kecil bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan
benar.
Untuk anak berusia 2 tahun, kita bisa memulai dengan membersihkan
gigi dengan kasa yang diberi air hangat setiap kali si kecil selesai
menyusui. Lalu “do what you preach”, saran Fabiola Priscilla, psikolog
anak. Berikan si kecil contoh nyata, dibanding sekedar perintah atau
omongan. Bagaimana anak bisa rajin menggosok gigi, kalau ayah atau
ibunya tidak rajin menggosok gigi.
Setelah kita memberi contoh, berikut beberapa tip membuat kegiatan menggosok gigi menjadi ritual yang menyenangkan :
1. Suasana selalu yang menarik.
Damping si kecil menggosok gigi sambil mengajak mereka bermain “kuis
gigi” atau menuturkan cerita mengenai bahayanya kuman bagi kesehatan
gigi mereka. Selain memberikan informasi mengenai kesehatan gigi dan
mulut serta mempererat hubung kita, cara ini akan kegiatan menyikat gigi
sebagai hal yang selalu dinantikan oleh si kecil. Maka orang tua harus
kreatif menciptakan lingkungan, keadaan, dan kegiataan menyikat gigi
sebagai sesuatu yang menyenangkan bagi si kecil.
2. Berikan point reward.
Hargailah semua usaha yang si kecil lakukan. Buatlah tabel “Si Jagoan
Gigi” yang berisikan kotak-kotak stiker yang siap ditempelkan setiap
kali mereka berhasil menggosok gigi secara benar setiap hari. Berikan
“penghargaan” pada setiap pencapaian yang mereka lakukan. Cara ini akan
makin memotivasi si kecil makin giat menyikat gigi.
Rata-rata ada 89% anak Indonesia di bawah umur 12 tahun yang
menderita penyakit gigi dan mulut, maka menjaga kesehatan gigi dan mulut
hendaknya menjadi prioritas. Itu mengapa penting bagi kita orang tua
untuk menularkan kebiasaan sehat menyikat gigi 2 kali sehari, yaitu
setelah sarapan dan sebelum tidur.
0 komentar:
Post a Comment